Thanks for visiting this blog. This blog talks about technology, nuclear agency, using and utilization of nuclear energy, and other nuclear related things. May this blog be useful for visitors. Your comments can improve this blog.
Google
 

Wednesday, May 21, 2008

Radiation Safety Logo

The radioactive sources used in the experiments on these pages are very low level isotopes referred to as "license free" sources. This does not mean, however, that these materials represent no hazard to students. The Nucleus, PO Box T, Oak Ridge, Tennessee, 37830, has provided the following guidelines for use of low-level radioactive materials in classroom environments.

Eating, drinking, and application of cosmetics in the laboratory is not permitted.

Pipetting by mouth is never permitted. Use suction devices such as pipette fillers.

Gloves and lab coats should be worn when working with all liquid radioisotopes.

Before leaving the lab, wash your hands thoroughly then check for possible contamination with a survey instrument.

Report ALL spills, wounds, or other emergencies to your teacher.

Keep exposure time to a minimum.

All radioactive liquids wastes are to be poured into the liquid waste container, NEVER a sink.

Maintain good housekeeping at all times in the lab.

Store radioactive materials only in designated storage areas. Do not remove sources from the lab.

Read More...

Wednesday, May 14, 2008

Efek Radiasi pada Tubuh Manusia

Kerusakan sel akan mempengaruhi fungsi jaringan atau organ bila jumlah sel yang mati/rusak dalam jaringan/organ tersebut cukup banyak. Semakin banyak sel yang rusak/mati, semakin parah gangguan fungsi organ yang dapat berakhir dengan hilangnya kemampuan untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Perubahan fungsi sel atau kematian dari sejumlah sel menghasilkan suatu efek biologi dari radiasi yang bergantung antara lain pada jenis radiasi (LET), dosis, jenis sel dan lainnya.

Pada tubuh manusia, secara umum terdapat dua jenis sel yaitu sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel ogonium (calon sel telur) pada perempuan dan sel spermatogonium (calon sel sperma) pada laki-laki. Sedangkan sel somatik adalah sel-sel lainnya yang ada dalam tubuh. Bila dilihat dari jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas efek genetik dan efek somatik.

Waktu yang dibutuhkan sampai terlihatnya gejala efek somatik sangat bervariasi sehingga dapat dibedakan atas efek segera dan efek tertunda. Efek segera adalah kerusakan yang secara klinik sudah dapat teramati pada individu terpapar dalam waktu singkat (harian sampai mingguan) setelah pemaparan, seperti epilasi (rontoknya rambut), eritema (memerahnya kulit), luka bakar dan penurunan jumlah sel darah. Sedangkan efek tertunda merupakan efek radiasi yang baru timbul setelah waktu yang lama (bulanan-tahunan) setelah terkena paparan radiasi, seperti katarak dan kanker. Bila ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan atas efek deterministik dan efek stokastik.

Bila sel yang mengalami perubahan ini adalah sel genetik maka sifat-sifat sel yang baru tersebut akan diwariskan kepada turunannya sehingga timbul efek genetik atau efek pewarisan. Apabila sel terubah ini adalah sel somatik maka sel-sel tersebut dalam jangka waktu yang relatif lama, ditambah dengan pengaruh dari bahan-bahan yang bersifat toksik lainnya, akan tumbuh dan berkembang menjadi jaringan ganas atau kanker.


1. Efek : Efek radiasi yang dapat dirasakan langsung oleh orang yang menerima radiasi (contoh: kanker, leukimia, luka bakar, katarak, kemandulan, kelainan kongenital)
2. Efek Genetik :
Efek radiasi yang diterima oleh individu akan diwariskan kepada keturunannya (contoh: penyakit keturunan, kanker pada masa kanak-kanak)
3. Efek Teragonik: Efek pada embrio (contoh: kemunduran mental)
4. Efek Stokastik: Efek yang kebolehjadian timbulnya merupakan fungsi dosis radiasi dan diperkirakan tidak mengenal dosis ambang (contoh: leukimia, kanker, efek genetik)
5. Efek Deterministik: Efek yang kualitas keparahannya bervariasi menurut dosis dan hanya timbul bila dosis ambang dilampaui (contoh: katarak, anemia, penurunan IQ janin, pneunomitis, kemandulan, sindrom radiasi akut)

Sifat Efek Stokastik

Sifat Efek Deterministik

- Tidak mengenal dosis ambang

- Timbul setelah melalui masa tenang yang lama

- Tidak ada penyembuhan spontan

- Keparahan tidak tergantung pada dosis radiasi

- Punya dosis ambang

- Timbul beberapa saat setelah terkena radiasi

- Ada penyembuhan spontan

- Keparahan tergantung dosis radiasi



Read More...

Friday, May 9, 2008

ALFABET YUNANI

Kapital

Kecil

Latin

Ekuivalen

Indonesia

A

α

Alpha

a

Alfa

B

β

Beta

b

Beta

Γ

γ

Gamma

g

Gamma

Δ

δ

Delta

d

Delta

Ε

ε

Epsilon

e

Epsilon

Ζ

ζ

Zeta

z/dz

Zeta

Η

η

Eta

(e panjang)

Eta

Θ

θ

Theta

th

Theta

Ι

ι

Iota

i

Iota

Κ

κ

Kappa

k

Kappa

Λ

λ

Lambda

l

Lambda

Μ

μ

Mu

m

Mu

Ν

ν

Nu

n

Nu

Ξ

ξ

Xi

x, ks

Ksi

Ο

ο

Omicron

o

Omikron

Π

π

Pi

p

Pi

Ρ

ρ

Rho

r

Rho

Σ

σ

Sigma

s

Sigma

Τ

τ

Tau

t

Tau

Υ

υ

Upsilon

u

Upsilon

Φ

φ

Phi

f, ph

Phi

Χ

χ

Chi

kh

Khi

Ψ

ψ

Psi

ps

Psi

Ω

ω

Omega

(o panjang)

Omega

Read More...

Monday, May 5, 2008

Dosimetri

PERHITUNGAN DOSIS

Jika Anda membutuhkan dalam bentuk PDF dengan isi lebih kompleks dan rinci, maka anda dapat DOWNLOAD di sini, tetapi jika Anda lihat diblog ini tekan Read More ....

Dosis Ekuivalen
H =DQN

dengan  H = dosis ekuivalen (Sv)   
D = dosis serap (Gy)
Q = faktor kualitas
N = faktor modifikasi lainnya

Dosis Ekuivalen ICRP 60
HT = WR DT.R

dengan  HT   = dosis ekuivalen pada jaringan T (Sv)
WR = faktor bobot radiasi
DT.R = dosis serap rata-rata pada jaringan T akibat radiasi R (Gy)


FAKTOR BOBOT RADIASI
Jenis Radiasi WR
Foton, semua energi1
Elektron dan muon, semua energi1
Netron, dengan energi
<10 keV5
<10 - 100 keV 10
100 keV - 2 MeV20
2 - 2 MeV10
>20 MeV5
Foton, selain dari proton rekoil, energi >2 Mev5
Partikel alfa, fragmen fisi, inti berat 20


  • Semua harga tersebut berlaku untuk radiasi eksternal dan internal.
  • Untuk elektron tidak termasuk elektron Auger yang dipancarkan inti yang diikat DNA.
  • Harga WR berdasarkan ICRP 60 (1990)

Dosis Efektif ICRP 60

Jumlah dosis rata-rata dalam organ atau jaringan tubuh dengan memperhitungkan nilai bobot masing-masing.

E = WTHT

dengan E= dosis efektif individu
WT= faktor bobot jaringan
HT= dosis ekuivalen dalam jaringan T

Dosis Kolektif

Digunakan apabila terjadi paparan dalam sejumlah besar populasi (penduduk). Biasanya karena kecelakaan radiasi.
ST = pH

ST = pE


dengan ST = dosis ekuivalen kolektif = dosis efektif kolektif (Sv-Man)
p = populasi
H = dosis ekuivalen (Sv)
E = dosis efektif (Sv)

Dosis Terikat
Dosis terhadap organ atau jaringan tubuh yang akan diterima selama 50 tahun yang disebabkan oleh asupan satu macam atau lebih radionuklida ke dalam organ atau jaringan yang bersangkutan.

ICRP 23 Reference Man
Air masuk harian = 2,2 l/hr
Nafas rata-rata = 2E4 ml/mnt
Permukaan kulit = 18.000 cm2
Kira-kira terdapat 10E13 sel di dalam tubuh manusia. Ada 140 gram Kalium, 125 nCi (4,625 kBq) adalah K40 yang menghasilkan 0,25 mrem/minggu atau 13 mrem/th (2,5 μSv/minggu atau 0,13 mSv/th) untuk seluruh tubuh. Akan terjadi penambahan 15 mrem/th ketika mengkonsumsi senyawa garam lainnya.

DOSIMETRI INTERNAL

Kontaminasi Internal

ALI=BMT=L/h
dengan ALI = Anually Limited Intake (Bq)

BMT = Batas Masukan Tahunan (Bq)

L = batas dosis efektif tahunan atau NBD (Sv)

h = dosis efektif terikat per Bq intake (Sv/Bq)


Tingkat Dosis Efektif Terikat

D=(C:ALI)*L

dengan ALI = Anually Limited Intake (Bq)

L = batas dosis efektif tahunan atau NBD (Sv)

D = tingkat dosis efektif terikat (Bq)

C = nilai kontaminasi permukaan (Bq)


DOSIMETRI EKSTERNAL

Menghitung Lama Penyinaran

Penghitungan lama penyinaran secara khusus digunakan untuk menentukan berapa lama seseorang dapat berada di daerah radiasi yang tinggi sampai mencapai batas dosis.

Resolusi dari Sistem Spektroskopi Gamma
R = (FWHM : Peak Energy) x 100%
dengan R = Resolusi
FWHM = Full Width Half-Max peak height (lebar dari setengah tinggi maksimum) (keV)
Peak energy = energi puncak (keV)

Laju Dosis di Udara dari Sumber Beta Berbentuk Titik
D = 3,2291A / d2



dengan
D= laju dosis serap (rad/jam)

A = aktivitas sumber (Ci)

d = jarak dari sumber (m)


Laju Fluks Foton dari Sumber Titik

Φ = AY/4πr2

dengan Φ = laju fluks foton (γ/cm2.jam)

A = aktivitas sumber (peluruhan/jam)

Y = medan foton (γ/peluruhan)

d = jarak dari sumber titik (cm)


Laju Paparan dari Sumber Gamma Berbentuk Titik

X = ΓA/r2

dengan X = laju paparan (R/jam)

Γ = faktor gamma spesifik (R/jam pada 1 meter/Ci)

A = aktivitas sumber (Ci)

r = jarak dari sumber titik (m)


Hukum Kuadrat Terbalik

X1 (d1)2 = X2 (d2)2

dengan X1 = laju paparan terukur (Sv/jam)

X2= laju paparan yang akan dihitung (Sv/jam)

d1 = jarak dari sumber dengan paparan terukur (m)

d2 = jarak dari sumber yang akan dihitung (m)


Laju Dosis Ekuivalen

H = AE / 6r2

dengan H = laju dosis ekuivalen (μSv/jam)

A = aktivitas (MBq)

E = energi (MeV)

r = jarak (m)


Laju Dosis Serap Sumber β dan γ Berdimensi Besar

D = 1,07 SE

dengan D = laju dosis serap (rad/jam)

S = aktivitas jenis sumber (μCi/gram)

E = energi rerata perdisintegrasi (MeV)

untuk β,

energinya (E) adalah 1/3 dari energi maksimum spektrum β


Konstanta Peluruhan

λeff = λr + λb

dengan λeff = konstanta peluruhan efektif (dt-1)

λr = konstanta peluruhan radioaktif (dt-1)

λb = konstanta peluruhan biologi (dt-1)

Oleh karena

λ = 0,693 / T

dengan T = waktu paruh (dt)

maka, 1/Teff = 1/Tr + 1/Tb

dengan Teff = waktu paruh efektif (dt)

Tr = waktu paruh radioaktif (dt)

Tb = waktu paruh biologi (dt)


Radioisotop Pemancar Gamma Berbentuk Bola

Diasumsikan radioisotop yang terdeposit dalam organ berbentuk bola

D = C Γ g

dengan C = konsentrasi radioisotop (aktivitas per satuan volume) (Ci/l)

Γ = faktor gamma (R.m2/Ci.jam)

g = faktor geometri, diberikan harga g rata-rata

Read More...

Friday, May 2, 2008

Cosmic Rays


High energy electrons, protons, and complex nuclei can be produced in a number of astronomical environments. Such particles travel throughout the universe and are called cosmic rays. Some of these particles reach our Earth. As these objects hit our atmosphere, other particles called pions and muons are produced. These particles then slow down or crash into other atoms in the atmosphere. Since the atmosphere slows down these particles, the higher we travel, the more cosmic radiation we see. When you visit the mountains or take an airplane ride, you will encounter more cosmic radiation than if you stayed at sea level.

Most cosmic radiation is very energetic. It can easily pass through an inch of lead. Since cosmic radiation can cause genetic changes, some scientists believe that this radiation has been important in driving the evolution of life on our planet. While cosmic radiation can cause some damage to individuals, it also has played an important role in creating humans. Our atmosphere is naturally shielding us from harmful effects. However, if we were to leave the earth and travel to some planet, we could be subjected to very high levels of radiation. Future space travelers will have to find some way to minimize exposure to cosmic rays.

Read More...